Rabu, 17 Agustus 2011

4L4Y Adalah Suatu "Fenomena" Bahasa dan Sastra

Mungkin sudah banyak tulisan yang membahas mengenai fenomena alay. Menjelek - jelekkannya dan menganggap kelompok alay adalah kumpulan orang dengan kasta yang sangat rendah. Ya, kadang memang saya sendiri merasa agak terganggu dengan cara menulis mereka yang membuat pusing dan terkesan ruwet. Misalnya mengganti abjad dengan angka atau menambah - nambahkan alphabet  dalam mengeja sebuah kata. 
Well, sebelum membahas lebih lanjut tentang alay, saya akan menjelaskan dulu mengapa golongan tersebut dinamakan "alay". Menurut berbagai sumber yang saya dapat dari internet sebenarnya kata "ALAY" berasal dari kata "Anak LAYangan". Disebut demikian karena golongan ini dianggap kampungan. Mengapa kampungan ? Karena sudah tidak zaman lagi jika di era ini masih bermain layang - layang. Pendefinisan yang menurut saya tidak mendasar. Mengapa bukan AKON atau Anak daKON sekalian, bukankah sudah jadul juga ? Ehm.. Sejujurnya saya tidak setuju dengan pemaknaan semacam ini, bermain layangan tidak ada salahnya kok. Layangan memang lebih lama ada dibanding Play Station tapi bukan berarti layangan itu kampungan dan Play Station itu gaul atau keren. Harusnya kita bangga dengan permainan - permainan konvensional bukannya menggunakannya untuk olok - olokkan. Bahkan dari konsep permainan layang - layang lah kita bisa memiliki permainan seperti paracelling atau flying fish.







Dulunya alay dianggap normal. Jika tidak percaya, cobalah buka Friendster teman - teman, bahkan mungkin kalian termasuk dalam salah satu golongan alay itu. Di sini saya tidak akan membahas benar tidaknya atau pantas tidaknya kelompok alay untuk tetap eksis, namun menilai golongan alay dengan sudut pandang "lain".
Jika sekarang kita berpikir bahwa mereka tidak pantas ada, kita berhak mengolok - olok mereka, sejujurnya saya tidak sependapat. Menjadi alay adalah sebuah pilihan, sobat. Mungkin mereka berpikir bahwa alay merupakan hal yang bisa membuat mereka menjadi ABG yang unyu maksimal, gaul, lucu, atau imut - imut. Pendefinisian yang mungkin akan sangat berbeda dengan pemikiran kita, namun itu hak mereka. Biarlah mereka menjadi golongan mereka dan kita tetap dalam golongan kita. 

"Kita tidak bisa memaksa mereka untuk sepemikiran dengan kita. Sama halnya ketika seseorang yang lebih suka dengan gaya harajuku dan satu lagi orang dengan gaya casual. "

Oleh karena itu saya tidak akan pernah mengatakan bahwa orang yang menulis dengan normal adalah golongan manusia normal dan kelompok alay adalah golongan abnormal.
Alay adalah sebuah keputusan. Well, mereka tidak buta dan tuli. Mereka tahu jika gaya menulis seperti itu cukup mengesalkan bagi beberapa orang. Tanpa bermaksud men-judge, namun bisa jadi ternyata mereka adalah orang - orang yang sedang labil dan mencari perhatian. Bukan hal yang perlu dicemooh sebenarnya karena sadar atau tidak kita semua pernah berada dalam fase tersebut. Bisa juga mereka justru menganggap cara penulisan tersebut adalah hal yang kreatif. Sekali lagi, itu hak mereka. Siapa tahu justru suatu hari nanti mereka bisa memelopori pembuatan suatu sandi yang kita tidak pernah pikirkan.
Selain itu alay bukanlah suatu kesalahan atau dosa. Jadi mengapa kita begitu memandang mereka dengan snangat rendah ? Bahkan menulis seperti itu pun bukan suatu pelanggaran. Sebenarnya mereka hanya tampil sedikit berbeda dan agak mencolok. Menjadi minoritas bukan berarti dengan serta merta kalian bisa menganggap dia aneh. 

"Andaikan saya seorang ahli Bahasa dan Sastra, tentu saya menulis ini dalam catatan sejarah. Kalau perlu, saya akan meng-expose nya hingga kancah dunia."

Bukan untuk menjelek - jelekkan mereka. Tapi karena saya merasa ini unik. Ya, unik. Bagaimana tidak, di luar negeri kalian tidak akan menemukan ada golongan yang menganut penulisan seperti itu. Mereka hanya memiliki bahasa slank atau jika di Indonesia berarti bahasa gaul. Sekali lagi menurut saya, sebenarnya ini  bukan hal yag buruk hingga perlu dianggap menjijikkan. Bisa jadi di luar negeri justru ini dianggap keren. Menurut Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Alay) , pendefinisan Harajuku di Jepang tak ubahnya kaum 4L4y di Indonesia. Dan sekarang mari kita lihat, Harajuku dianggap style yang keren dan sangat oriental di negara ini bahkan di negara barat. Juga pendefinisian 4L4y yang berarti menyukai lagu - lagu dari band yang juga dianggap sama alaynya, tahukah kalian justru gaya musik seperti itu sangat digemari di luar negeri dan dianggap sebagai musik khas Indonesia. 
Mengenai pengambilan foto saya sebenarnya juga merasa sangat heran, kenapa berpose dengan kamera di atas dan telunjuk di depan bibir merupakan hal yang dianggap "alay" ? Pendefinisian yang semakin tidak berdasar.
Yah walaupun sejujurnya saya pernah juga mem-black list friend request dari orang - orang dengan nick yang alay atau ekstrimnya saya pernah mengeblock akun seseorang hanya karena dia tidak berhenti meng-update status dengan bahasa dan topik yang membuat saya agak muak. Tapi saya tidak mencemooh atau menghina mereka. Saya rasa itu bukan urusan saya. Sederhananya, saya menganggap itu style mereka dan jika saya tidak suka pun, itu bukan hal yang prinsipil untuk diperpanjang dan dibahas. Cukup delete atau unfollow saja jika memang tidak suka. Selesai kan masalahnya ? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar